Text
Perancangan desain busana wanita sumber ide arsitektur rest area Heritage Banjaratma KM 260 B (Suikerfabriek Bandjaratma)
Rancangan busana wanita yang terinspirasi dari arsitektur Rest Area Heritage Bandjaratma KM 260 B, pabrik gula peninggalan zaman akhir kolonial yang beroperasi antara tahun 1908-1997 yang telah direvitalisasi menjadi Rest Area. Elemen dari bangunan Pabrik Gula Banjaratma (Suikerfabriek) yang tersisa hingga direvitalisasi menjadi Rest Area Heritage seperti dinding bata ekspos, jendela besar dengan lengkungan lengkungan khas bangunan zaman akhir kolonial serta struktur bangunan yang kokoh diwujudkan dalam detail tekstur kain berupa aplikasi teknik fabric manipulation (pintuck/opneisel) pada kain lurik manggar, serta cutting lengkungan pada busana. Detail sketsa motif digunakan sebagai storytelling yang menambah keunikn pada rancangan busana. Desain lengan balon pada dress digunakan untuk memperkuat kesan vintage. Penerapan desain yang versatile atau fleksibel pada busana agar dapat dipadukan dengan berbagai gaya yang mendukung gaya hidup aktif. Palet warna earth tone seperti coklat, terakkota, dan krem dipilih karena mewakili warna dari bangunan. Siluet fit and flare dipilih untuk memberikan kesan elegan namun tetap nyaman untuk bergerak. Kenyamanan pada rest area direpresentasikan melalui pemilihan bahan yang nyaman. Wastra nusantara berupa kain lurik bertujuan memperkuat nilai filosofi mendalam seperti kesederhanaan, perlindungan, kebudayaan serta memperkuat kesan vintage klasik dan kontemporer mengangkat unsur kearifan lokal dan mendukung pengrajin lokal. Perancangan busana diharapkan dapat merepresentasikan antara apresiasi terhadap warisan cagar budaya dengan kenyamanan modern bagi pemakainya namun tetap mempertahankan sentuhan klasiknya. Hasil perancangan busana wanita berupa koleksi busana formal (dress beserta vest dan cape/slayer) dan busana casual (atasan yang dapat dijadikan vest) dengan style vintaRancangan busana wanita yang terinspirasi dari arsitektur Rest Area Heritage Bandjaratma KM 260 B, pabrik gula peninggalan zaman akhir kolonial yang beroperasi antara tahun 1908-1997 yang telah direvitalisasi menjadi Rest Area. Elemen dari bangunan Pabrik Gula Banjaratma (Suikerfabriek) yang tersisa hingga direvitalisasi menjadi Rest Area Heritage seperti dinding bata ekspos, jendela besar dengan lengkungan lengkungan khas bangunan zaman akhir kolonial serta struktur bangunan yang kokoh diwujudkan dalam detail tekstur kain berupa aplikasi teknik fabric manipulation (pintuck/opneisel) pada kain lurik manggar, serta cutting lengkungan pada busana. Detail sketsa motif digunakan sebagai storytelling yang menambah keunikn pada rancangan busana. Desain lengan balon pada dress digunakan untuk memperkuat kesan vintage. Penerapan desain yang versatile atau fleksibel pada busana agar dapat dipadukan dengan berbagai gaya yang mendukung gaya hidup aktif. Palet warna earth tone seperti coklat, terakkota, dan krem dipilih karena mewakili warna dari bangunan. Siluet fit and flare dipilih untuk memberikan kesan elegan namun tetap nyaman untuk bergerak. Kenyamanan pada rest area direpresentasikan melalui pemilihan bahan yang nyaman. Wastra nusantara berupa kain lurik bertujuan memperkuat nilai filosofi mendalam seperti kesederhanaan, perlindungan, kebudayaan serta memperkuat kesan vintage klasik dan kontemporer mengangkat unsur kearifan lokal dan mendukung pengrajin lokal. Perancangan busana diharapkan dapat merepresentasikan antara apresiasi terhadap warisan cagar budaya dengan kenyamanan modern bagi pemakainya namun tetap mempertahankan sentuhan klasiknya. Hasil perancangan busana wanita berupa koleksi busana formal (dress beserta vest dan cape/slayer) dan busana casual (atasan yang dapat dijadikan vest) dengan style vintage
DP25/001 | DP 25/001 | Prodi Desain Produk Industri (Ruang Skripsi dan Tesis) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain