Final_Project
Pemanfaatan Limbah Belimbing Tasikmadu Tuban sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Produksi Tanaman Pakcoy ( Brassica rapa L.)
Limbah dari perkebunan hasil budidaya belimbing berupa pemangkasan daun dan buah memiliki kapasitas berlimpah yang belum dimanfaakan sebagai nilai tambah. Pengomposan merupakan salah satu pemanfaatan agar dapat digunakan kembali dalam pemupukan untuk memperbaiki kondisi tanah dan memperkaya kandungan unsur hara agar mudah diserap oleh tanaman yang dibudidayakan seperti pakcoy (Brassica rapa L.). Produksi tanaman pakcoy yang optimum harus didukung oleh proses pengolahan lahan yang baik agar dapat memenuhi ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan dengan penambahan pupuk anorganik dan pupuk organik limbah belimbing. Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan pupuk organik, mendapatkan dosis optimum pupuk organik dan mengetahui dosis substitusi optimum pupuk anorganik tanaman pakcoy dengan pupuk organik limbah budidaya belimbing Tasikmadu Tuban. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok 2 faktor yakni pupuk organik (10 ton ha-1 , 20 ton ha-1, 30 ton ha-1) dan pupuk anorganik (0%; 50%; 100%). Hasil pengujian pupuk organik limbah budidaya belimbing memiliki kandungan N 6.19%, P 0.94%, K 75.04%, S 0.02%, Ca 20.13%, dan Mg 47.23%. Dosis pupuk anorganik 50 % dan pupuk organik limbah belimbing 10 ton ha-1 memberikan hasil yang optimum terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, diameter batang, bobot tajuk, panjang akar dan bobot akar tanaman pakcoy. Pemupukan menggunakan dosis pupuk organik 10 ton ha-1 dapat mengurangi 50% dosis pupuk anorganik.
AET 20/003 | Referensi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain