Text
Analisis kelayakan pengembangan usaha industri tempe (studi kasus rumah tempe Indonesia di Bogor, Jawa Barat)
Indonesia merupakan produsen tempe terbesar di dunia dan pasar kedelai terbesar di Asia. Meski tempe dikenal sebagai makanan schat dan terjangkau, produksi tradisionalnya masih dianggap kurang higienis dan rentan terhadap fluktuasi harga kedelai. Rumah Tempe Indonesia (RTI) di Bogor hadir sebagai pelopor modernisasi produksi tempe dengan menerapkan standar higienitas dan teknologi terbaru. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan pengembangan usaha tempe segar di RTI dari aspek non-finansial dan finansial dengan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2024 hingga Mei 2025. Hasil menunjukkan bahwa seluruh aspek non-finansial dinilai layak. Dari sisi hukum, RTI telah memenuhi legalitas dan sertifikasi untuk usaha dan pangan. Aspek pemasaran layak karena produk sesuai kebutuhan pasar, harga kompetitif, distribusi efektif, dan strategi pemasaran menjangkau konsumen luas. Aspek Lingkungan layak karena limbah produksi dikelola baik. Secara teknis, alur proses produksi teratur, layout efisien, dan peralatan sesuai standar BPOM. Manajemen dan SDM juga layak, ditunjukkan oleh struktur organisasi yang jelas dan operasional yang tertata. Dari sisi finansial, usaha ini juga sangat menguntungkan, dengan nilai B/C Ratio sebesar 2,09 BEP Unit sebanyak 235.822 pes/tahun dan Total BEP Rupiah 3.655.245.851, NPV sebesar Rp 6.348.153.514, IRR 47,43%, dan Payback Period 1,99 tahun. Analisis sensitivitas menunjukkan usaha tetap layak meski pendapatan turun atau biaya naik hingga 20%, namun menjadi tidak layak jika keduanya memburuk secara bersamaan.
AGR25/003 | AGR 25/003 | Prodi Agribisnis (Ruang Skripsi dan Tesis) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain