Final_Project
Analisis Harga Wajar Saham Perdana pada saat Initial Public Offering (IPO) PT. Bank Bukopin, Tbk.
Penawaran umum sering disebut dengan istilah go publik. Istilah ini semakin sering didengar seiring dengan semakin maraknya instrumen pasar modal khususnya saham yang merupakan salah satu alternatif investasi. Perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum disebut perusahaan terbuka atau perusahaan go publik. Hal ini berarti bahwa peruahaan tersebut sudah merupakan milik masyarakat pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Secara mudah perusahaan yang sudah go publik mudah dikenali oleh masyarakat karena di belakang nama perusahaan ditambah istilah Tbk" (terbuka). Melakukan valuasi terhadap perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan manufaktur. Hal ini disebabkan karena perushaan jasa keuangan seperti bank, perushaan asuransi dan perusahaan jasa lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dari perusahaan lain. Pertama sifat bisnis dan perushaan tersebut membuat kita sulit untuk mendifinisikan hutang dan reinvestasi. Hal ini menyulitkan kita dalam mengestimasi cash flow. Kedua karena perusahaan jasa keuangan cenderung memiliki regulasi yang ketat. Analisis fundamental merupakan analisis mengenai kondisi keuangan berdasarkan proyeksi masa depan perusahaan dalam hubungannya untuk mengestimasi harga teoritis. Analisis fundamental merupakan metode utama yang biasa dipakai dalam pasar modal Indonesia. Di dalam penelitian ini dilakukan analisa harga saham perdana PT Bank Bukopin Tbk dengan menggunakan analisa fundamental dengan dua pendekatan Devident Discount Model dan Excess Return Model. Perusahan akan diasumsikan mengalami dua tingkat pertumbuhan, tingkat pertumbuhan tinggi dan tingkat pertumbuhan stabil. Dalam analisa yang telah dilakukan didapat harga wajar saham perdana dengan menggunakan metode Devident Discount Model yaitu sebesar Rp.564,- dan Rp.395,- dengan metode Excess Return Model. Jika hasil dari kedua model dibandingkan dengan harga saham perdana pada saat IPO Rp.350,- maka harga saham perdana PT Bank Bukopin Tbk tersebut undervalue. Dan dari hasil kedua model tersebut Excess Return Model lebih mendekati. Dalam pasar sekunder harga saham Bank Bukopin sejak pertama kali diperdagangkan terus mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan bank tersebut menetapkan harga saham perdananya secara hati-hati, sehingga saham tidak pernah turun tajam walaupun kondisi ekonomi kurang kondusif."
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain